Gelombang tsunami memiliki beragam tanda atau fenomena alamiah. Semua itu berdasarkan hasil yang dikumpulkan ilmuwan dari berbagai hasil tsunami seperti Jepang. "Dari hasil laporan dokumen lama serta
prasasti yang ada di Jepang, serta pengalaman dari hasil survei lapangan memperlihatkan beberapa tanda alami sebelum datangnya tsunami," kata Ketua Kelompok Riset Tsunami Institut Teknologi Bandung (ITB), Dr Eng Hamzah Latief.
Eng Hamzah Latief memaparkan, tanda-tanda tersebut adalah gerakan tanah, tsunami forerunners atau riakan air laut, tarik surutnya muka air laut, tsunami bore atau pembentukan dinding muka air di tengah laut, timbulnya suara abnormal, pengamatan visual ke arah lepas pantai, serta pengamatan melalui indera penciuman dan perasa.
Eng Hamzah Latief memaparkan, tanda-tanda tersebut adalah gerakan tanah, tsunami forerunners atau riakan air laut, tarik surutnya muka air laut, tsunami bore atau pembentukan dinding muka air di tengah laut, timbulnya suara abnormal, pengamatan visual ke arah lepas pantai, serta pengamatan melalui indera penciuman dan perasa.
Gerakan tanah, ujar dia, timbul karena penjalaran gelombang di lapisan bumi padat akibat gempa, sedangkan tsunami forerunners adalah deretan riak muka laut yang mendahului kedatangan tsunami utama.
Hamzah menuturkan, menurut sejumlah pakar dari Jepang, tsunami forerunners tidak selamanya muncul. Seperti di pantai utara dan selatan benua Amerika, fenomena tersebut tidak hadir karena kemiringan alami dan inisial tsunami terhadap pantai.
"Sedangkan kehadiran forerunners di tempat lain seperti di Jepang adalah akibat terjadinya resonansi atau gelombang ikutan tsunami awal di teluk dan di paparan benua sebelum tsunami utama datang," kata peraih gelar doktor spesialisasi tsunami dari Universitas Tohoku, Jepang itu.
Mengenai tsunami bore atau dinding muka air di laut, Hamzah menjelaskan bahwa untuk daerah landai yang sedimennya tergerus tsunami maka dinding air tersebut akan berwarna hitam atau kelabu, sedangkan untuk daerah berkarang maka dinding itu berwarna putih yang dipenuhi oleh busa air laut.
Sementara itu, lanjutnya, banyak dokumen lama di Jepang yang melaporkan timbulnya suara abnormal sebelum kedatangan tsunami seperti yang terukir pada Monumen Tsunami di Prefektur Aomori yang berbunyi "Gempa, suara menderu, kemudian tsunami".
"Ini menganjurkan agar melakukan evakuasi jika terdengar suara abnormal setelah terjadinya gempa," katanya.
Hamzah mengungkapkan, suara aneh juga diceritakan oleh saksi mata di Biak (1996), Banyuwangi (1994), dan Flores (1992) di mana suara itu dideskripsikan antara lain seperti bunyi helikopter, suara drum band, serta desingan roket. Dengan fakta ini maka jika terdengar suara drum band apalagi yang misterius setelah gempa, kita tidak bisa keburu bergoyang senang dulu menganggap hiburan telah datang, hal ini malah menandakan bencana datang.
Ia menjelaskan lebih lanjut, suara tersebut berhubungan dengan posisi tsunami saat menjalar atau saat menghantam tebing batu dan pantai yang landai.
"Terdapat pula saksi mata yang berkata, sesaat sebelum tsunami datang terjadi angin dengan hawa agak dingin bercampur dengan bau garam laut yang cukup kuat, yang kemungkinan besar akibat tolakan air laut di lepas pantai," kata Hamzah.
Ini semua yang patut kita waspadai terutama di saat bencana gempa berkekuatan besar terus mendera negara kita ini.
Tips Penanganan Jika Terjadi Gempa
Jika gempa bumi menguncang secara tiba-tiba, berikut ini 10 petunjuk yang dapat dijadikan pegangan di manapun anda berada.
* Di dalam rumah
Hamzah menuturkan, menurut sejumlah pakar dari Jepang, tsunami forerunners tidak selamanya muncul. Seperti di pantai utara dan selatan benua Amerika, fenomena tersebut tidak hadir karena kemiringan alami dan inisial tsunami terhadap pantai.
"Sedangkan kehadiran forerunners di tempat lain seperti di Jepang adalah akibat terjadinya resonansi atau gelombang ikutan tsunami awal di teluk dan di paparan benua sebelum tsunami utama datang," kata peraih gelar doktor spesialisasi tsunami dari Universitas Tohoku, Jepang itu.
Mengenai tsunami bore atau dinding muka air di laut, Hamzah menjelaskan bahwa untuk daerah landai yang sedimennya tergerus tsunami maka dinding air tersebut akan berwarna hitam atau kelabu, sedangkan untuk daerah berkarang maka dinding itu berwarna putih yang dipenuhi oleh busa air laut.
Sementara itu, lanjutnya, banyak dokumen lama di Jepang yang melaporkan timbulnya suara abnormal sebelum kedatangan tsunami seperti yang terukir pada Monumen Tsunami di Prefektur Aomori yang berbunyi "Gempa, suara menderu, kemudian tsunami".
"Ini menganjurkan agar melakukan evakuasi jika terdengar suara abnormal setelah terjadinya gempa," katanya.
Hamzah mengungkapkan, suara aneh juga diceritakan oleh saksi mata di Biak (1996), Banyuwangi (1994), dan Flores (1992) di mana suara itu dideskripsikan antara lain seperti bunyi helikopter, suara drum band, serta desingan roket. Dengan fakta ini maka jika terdengar suara drum band apalagi yang misterius setelah gempa, kita tidak bisa keburu bergoyang senang dulu menganggap hiburan telah datang, hal ini malah menandakan bencana datang.
Ia menjelaskan lebih lanjut, suara tersebut berhubungan dengan posisi tsunami saat menjalar atau saat menghantam tebing batu dan pantai yang landai.
"Terdapat pula saksi mata yang berkata, sesaat sebelum tsunami datang terjadi angin dengan hawa agak dingin bercampur dengan bau garam laut yang cukup kuat, yang kemungkinan besar akibat tolakan air laut di lepas pantai," kata Hamzah.
Ini semua yang patut kita waspadai terutama di saat bencana gempa berkekuatan besar terus mendera negara kita ini.
Tips Penanganan Jika Terjadi Gempa
Jika gempa bumi menguncang secara tiba-tiba, berikut ini 10 petunjuk yang dapat dijadikan pegangan di manapun anda berada.
* Di dalam rumah
Getaran akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu, anda harus mengupayakan keselamatan diri anda dan keluarga anda. Masuklah ke bawah meja untuk melindungi tubuh anda dari jatuhan benda-benda. Jika anda tidak memiliki meja, lindungi kepala anda dengan bantal.
Jika anda sedang menyalakan kompor, maka matikan segera untuk mencegah terjadinya kebakaran.
* Di sekolah
Berlindunglah di bawah kolong meja, lindungi kepala dengan tas atau buku, jangan panik, jika gempa mereda keluarlah berurutan mulai dari jarak yang terjauh ke pintu, carilah tempat lapang, jangan berdiri dekat gedung, tiang dan pohon.
* Di luar rumah
Lindungi kepada anda dan hindari benda-benda berbahaya. Di daerah perkantoran atau kawasan industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnya kaca-kaca dan papan-papan reklame. Lindungi kepala anda dengan menggunakan tangan, tas atau apapun yang anda bawa.
Jika anda sedang menyalakan kompor, maka matikan segera untuk mencegah terjadinya kebakaran.
* Di sekolah
Berlindunglah di bawah kolong meja, lindungi kepala dengan tas atau buku, jangan panik, jika gempa mereda keluarlah berurutan mulai dari jarak yang terjauh ke pintu, carilah tempat lapang, jangan berdiri dekat gedung, tiang dan pohon.
* Di luar rumah
Lindungi kepada anda dan hindari benda-benda berbahaya. Di daerah perkantoran atau kawasan industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnya kaca-kaca dan papan-papan reklame. Lindungi kepala anda dengan menggunakan tangan, tas atau apapun yang anda bawa.
* Di gedung, mall, bioskop, dan lantai dasar mall
Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk dari petugas atau satpam.
* Di dalam lift
Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa bumi atau kebakaran. Jika anda merasakan getaran gempa bumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah. Jika anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan menggunakan interphone jika tersedia.
* Di kereta api
Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh seandainya kereta dihentikan secara mendadak. Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta. Salah mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan.
* Di dalam mobil
Saat terjadi gempa bumi besar, anda akan merasa seakan-akan roda mobil anda gundul. Anda akan kehilangan kontrol terhadap mobil dan susah mengendalikannya. Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil anda di kiri jalan dan berhentilah. Ikuti instruksi dari radio mobil. Jika harus mengungsi maka keluarlah dari mobil, biarkan mobil tak terkunci.
Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk dari petugas atau satpam.
* Di dalam lift
Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa bumi atau kebakaran. Jika anda merasakan getaran gempa bumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah. Jika anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan menggunakan interphone jika tersedia.
* Di kereta api
Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh seandainya kereta dihentikan secara mendadak. Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta. Salah mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan.
* Di dalam mobil
Saat terjadi gempa bumi besar, anda akan merasa seakan-akan roda mobil anda gundul. Anda akan kehilangan kontrol terhadap mobil dan susah mengendalikannya. Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil anda di kiri jalan dan berhentilah. Ikuti instruksi dari radio mobil. Jika harus mengungsi maka keluarlah dari mobil, biarkan mobil tak terkunci.
* Di gunung/pantai
Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung ke tempat aman. Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika anda merasakan getaran dan tanda-tanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.
* Beri pertolonganSudah dapat diramalkan bahwa banyak orang akan cedera saat terjadi gempa bumi besar. Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan datang ke tempat kejadian, maka bersiaplah memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang yang berada di sekitar anda.
* Beri pertolonganSudah dapat diramalkan bahwa banyak orang akan cedera saat terjadi gempa bumi besar. Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan datang ke tempat kejadian, maka bersiaplah memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang yang berada di sekitar anda.
* Dengarkan informasi
Saat gempa bumi besar terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untuk mencegah kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah sesuai dengan informasi yang benar. Anda dapat memperoleh informasi yag benar dari pihak yang berwenang atau polisi. Jangan bertindak karena informasi orang yang tidak jelas.
Strategi Mitigasi dan Upaya Pengurangan Bencana Gempa Bumi
Strategi Mitigasi dan Upaya Pengurangan Bencana Gempa Bumi
1. Bangunan harus dibangun dengan konstruksi tahan getaran/gempa khususnya di daerah rawan gempa.
2. Perkuatlah bangunan dengan mengikuti standar kualitas bangunan.
3. Pembangunan fasilitas umum dengan standar kualitas yang tinggi.
4. Perkuatlah bangunan-bangunan vital yang telah ada.
5. Rencanakan penempatan pemukiman untuk mengurangi tingkat kepadatan hunian di daerah rawan gempa bumi.
6. Zonasi daerah rawan gempa bumi dan pengaturan penggunaan lahan.
7. Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya gempa bumi dan cara - cara penyelamatan diri jika terjadi gempa bumi.
8. Ikut serta dalam pelatihan program upaya penyelamatan, kewaspadaan masyarakat terhadap gempa bumi, pelatihan pemadam kebakaran dan pertolongan pertama.
9. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan masyarakat lainnya.
10. Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam menghadapi gempa bumi.
11. Pembentukan kelompok aksi penyelamatan bencana dengan pelatihan pemadaman kebakaran dan pertolongan pertama.
12. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan masyarakat lainnya.
13. Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam menghadapi gempa bumi.
2. Perkuatlah bangunan dengan mengikuti standar kualitas bangunan.
3. Pembangunan fasilitas umum dengan standar kualitas yang tinggi.
4. Perkuatlah bangunan-bangunan vital yang telah ada.
5. Rencanakan penempatan pemukiman untuk mengurangi tingkat kepadatan hunian di daerah rawan gempa bumi.
6. Zonasi daerah rawan gempa bumi dan pengaturan penggunaan lahan.
7. Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya gempa bumi dan cara - cara penyelamatan diri jika terjadi gempa bumi.
8. Ikut serta dalam pelatihan program upaya penyelamatan, kewaspadaan masyarakat terhadap gempa bumi, pelatihan pemadam kebakaran dan pertolongan pertama.
9. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan masyarakat lainnya.
10. Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam menghadapi gempa bumi.
11. Pembentukan kelompok aksi penyelamatan bencana dengan pelatihan pemadaman kebakaran dan pertolongan pertama.
12. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan masyarakat lainnya.
13. Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam menghadapi gempa bumi.
Sumber :
1. Panduan Pengenalan Karakteristik Bencana Dan Upaya Mitigasinya di Indonesia
No comments:
Post a Comment