My Blog

This blog was created as a present for celebrating my birthday. It would be two days to go since it had been launched,It's Sept.15, 2010. This blog was created as a present for celebrating my birthday. It would be two days to go since it had been launched, It's Sept.15,2010. This blog was created as a present for celebrating my birthday. It would be two days to go since it has been lauched, It's Sept. 15, 2010.
Di sini, lewat sebuah blog yang sederhana ini, ku coba mengekspresikan diri. Semoga ada manfaatnya bagi diriku dan orang lain..

"BIKIN BLOG" -- Pikir-pikir,. apa ya,. yang bisa ku buat..atau ku lakukan.. tuk ulang tahun ku yang ke 42, (a, ke 42 ? so,tahun berapa tu lahirnya?) pada 15 September 2010 ini? Maka ku cobalah merenung,..Akhirnya ku dapat ide. Ide apa tu,..? Lalu dua hari sebelum hari H (kok hari H ya, kenapa nggak hari W?) maka ku cobalah untuk bikin blog yang sederhana ini guna mengekspresikan diri . Dengan sedikit belajar, cari berbagai info tentang blog dan luangkan waktu, ku mulai dengan buat email di Gmail, lalu buka blogspot.com and creat a new blog. Maka jadilah,..Welcome to my Blog, JUFRIYADI. Untuk itu, ku tulislah "Bikin Blog" ini sbagai pembuka. Gitu,..!! Bagaimana? Catat dan kunjungi lagi http://www.jufri-eri.blogspot.com

Thursday, September 16, 2010

Pelajaran Berharga di Hari Lebaran

Posting ini menjemput pelajaran yang tertinggal hampir seminggu yang lalu, Jumat, 10 September 2010 M. Setelah berpuasa selama bulan Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1431 H pun tiba. Suara takbir
 berkumandang memenuhi angkasa. Umat Islam bergembira serta membesarkan dan menggagungkan Allah SWT. Dengan rasa kemenangkan ku melangkah menuju lapangan untuk shalat Id bersama yang lainnya. Oh, ya, hari itu Jumat, kan? Akan ada dua kali khutbah yang akan ku dengar, Khutbah Idul Fitri dan khutbah Jumat. Di sinilah pelajaran yang ku maksud, dua pelajaran berharga dari dua khutbah yang ku dengar.
Setelah shalat Id selesai, khatib naik mimbar. Dengan penuh perhatian ku ikuti uraian khutbah dari awal sampai akhir. Dari beberapa poin isi khutbahnya ada satu yang sangat berkesan. Inilah pelajaran berharga pertama yang mesti harus jadi renungan.

Tentang apa itu......?

Tentang orang orang yang bangkrut disisi Allah di hari akhir nanti.

Katib menguraikan: Rasullullah bertanya pada para sahabat," Tahukah kalian siapakah orang yang bagkrut itu? Ada sahabat yang menjawab, "Saya tahu, yaitu orang yang sudah kehabisan harta benda dan jatuh miskin, ya Rasullulah."
"Bukan, yang ku maksud adalah orang yang bangkrut disisi Allah dihari akhir nanti". Rasullullah menjelaskan,"Yaitu orang yang datang dihari kiamat dengan segala pahalanya, tapi juga dengan dosa karena sering berbuat zhalim semasa hidupnya".

Akhirnya semua pahalanya habis untuk menebusi dosa-dosa kezhalimannya. Bahkan bila pahalanya sudah habis dia akan menanggung dosa-dosa orang yang dizhaliminya. Itulah orang yang bangkrut disisi Allah.

Hadist Rasullullah,

Rasulullah SAW bersabda: "Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut itu?" Mereka menjawab: " orang yang yang bangkrut dikalangan kami adalah orang yang tidak memiliki dirham dan tidak pula memiliki harta/barang."
Rasulullah SAW bersabda: " Sesungguhnya rang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa dan zakat. Namun ia juga datang dengan membawa dosa kezhaliman. Ia pernah mencerca si ini, menuduh tanpa bukti terhadap si itu, memakan harta si anu, menumpahkan darah orang ini dan memukul orang itu.Maka sebagai tebusan atas kezhalimannya tersebut, diberikanlah diantara kebaikannya kepada si ini, si anu dan  si itu. Hingga apabila kebaikannya telah habis dibagi-bagikan kepada orang-orang yang dizhaliminya sementara belum semua kezhalimannya tertebus, diambillah kejelekan/kesalahan yang dimiliki oleh orang yang dizhaliminya lalu ditimpakan kepadanya, kemudian ia dicampakkan ke dalam neraka". (HR. Muslim)

Astaghfirullahal'azhiimm,.....ampuni aku ya Allah, atas kezhaliman yang pernah ku perbuat.
Aku tertunduk,....akankah pahala yang sedikit ku punya akan habis karena dosa kezhaliman yang pernah ku perbuat, apalagi akan menanggung dosa orang-orang yang dizhalimi itu?

Bangkrutlah aku....!

Aku pulang............?!?!?????

*********
Ingatkan, hari itu Jumat ? Ya,..waktu Jumat hampir masuk. Aku pergi menuju masjid untuk shalat Jumat. Begitu waktu Jumat masuk, Khatib naik mimbar dan muazin mengumandangkan azan. Khatibpun menyampaikan khutbah, khutbah Jumat, khutbah kedua di hari lebaran itu. Inilah pelajaran berharga kedua yang  mesti juga harus jadi renungan.

Yaitu jembatan hati antar sesama dalam menjalani kehidupan bermsayarakat, perlu diciptakan. Bagaimana caranya?....
Saling berbuat baik dan menghindari keburukan/kejahatan. Untuk itu ingatlah dua hal dan kemudian lupakanlah dua hal.

Khatib menjelaskan,......lalu ku simpulkan :

Ingatlah kebaikan orang lain dan ingatlah keburukan/kejahatan kita pada orang lain.
Lupakanlah kebaikan kita dan lupakanlah keburukan/kejahatan orang lain pada kita.

Ku coba merenung kembali.....

Cermin kepribadian seseorang yang baik, yang mengerti akan jati dirinya, akan selalu mengingat kebaikan orang lain, sementara ia selalu ingat dan mencari keburukan/kejahatannya pada orang lain. Ingat selalu kebaikan orang lain, sehingga timbul rasa hormat dan menghargai. Ingat selalu keburukan/kejahatannya pada orang lain, sehingga ia belajar memperbaiki dan tidak mengulangi kembali. Lupakan kebaikan pada orang lain, sehingga tidak timbul rasa angkuh dan sombong. Lupakan keburukan/kejahatan orang lain, sehingga tidak timbul rasa dendam.

Sementara cermin kepribadian orang yang tidak baik, selalu mencari keburukan/kejahatan orang lain untuk menutupi/melupakan keburukan/kejahatan pada dirinya.

Maka,....
Ingatlah walau satu kebaikan orang lain, tapi lupakanlah walau seribu keburukannya.
Ingatlah walau satu keburukan kita, tapi lupakanlah walau seribu kebaikan kita.

Masyaallah....

Tapi mengapa......?
Mengapa kita lebih suka mengingat keburukan seseorang, sedangkan kebaikannya sering terlupakan?
Mengapa seribu kebaikan orang lain seakan tidak ada artinya hanya karena satu keburukannya?
Mengapa kita lebih suka mengingat satu kebaikan kita, lalu melupakan seribu keburukan yang telah kita lakukan?

Entah kenapa,....tapi yang jelas karena itulah jembatan hati semakin lapuk dan akhirnya runtuh.

Bukankah ini pelajaran yang berharga?? Semoga saja..!!

No comments:

Post a Comment